Serenade Rona Senja di Tengah Hiruk Pikuk Kota

Serenade Rona Senja di Tengah Hiruk Pikuk Kota 

karya : Aisha Najla Shira, XI-4

Rina melanjutkan langkahnya menuju kampus dengan semangat baru. Sore itu, ia merasakan keinginan untuk lebih menghargai setiap detik yang ada. Dalam pikirannya, ia mengingat semua tugas yang menanti, tetapi senja telah memberinya perspektif baru.


Di kampus, suasana ramai dengan mahasiswa yang berdiskusi dan tertawa. Rina bergabung dengan teman-temannya, mereka saling berbagi cerita tentang hari yang telah dilalui. Namun, pikirannya melayang pada momen senja yang ia nikmati sebelumnya.


Saat beranjak dari meja makan, Rina tidak sengaja bertemu dengan Dika, teman sekelas yang jarang ia ajak bicara. Dika, yang dikenal sebagai fotografer berbakat, tersenyum ramah. "Kau tampak berbeda hari ini, Rina," katanya.


"Aku baru saja melihat senja yang indah," jawab Rina dengan tulus. Dika kemudian mengajaknya untuk duduk dan berbincang lebih lanjut. Dari percakapan singkat, Rina merasakan ketertarikan dan keinginan Dika untuk mendalami seni. Mereka berdua sepakat untuk menjelajahi keindahan Jakarta bersama.



Malam harinya, Rina tidak bisa berhenti memikirkan Dika. Ia mengingat bagaimana mereka terhubung melalui pembicaraan tentang seni. Rina mulai menulis di catatan harian tentang momen senja, tentang bagaimana keindahan dapat menyentuh jiwa.


Dika menghubunginya lewat pesan, menanyakan apakah Rina ingin bergabung dalam proyek fotonya. "Aku ingin menangkap keindahan Jakarta di waktu senja. Bagaimana kalau kita mulai minggu depan?" tanyanya. Rina merasa semangat dan langsung menyetujui tawaran itu.



Minggu itu tiba, dan Rina serta Dika mulai menjelajahi sudut-sudut Jakarta. Mereka mengunjungi taman, jembatan, dan kawasan bersejarah. Setiap lokasi menawarkan pemandangan yang menakjubkan saat senja tiba.


Dika sibuk mengatur kamera dan mengarahkan Rina untuk berpose. "Kau harus merasa bebas, Rina. Jadilah dirimu sendiri," katanya. Rina mulai merasakan keajaiban dalam momen itu, berusaha mengeluarkan ekspresi diri yang belum pernah ia tunjukkan sebelumnya.


Selama sesi pemotretan, Rina merasa ragu. "Aku tidak pernah merasa cantik di depan kamera," keluhnya. Dika dengan sabar menenangkan, "Setiap orang memiliki kecantikan unik. Coba lihat ke dalam dirimu."


Rina mengambil napas dalam-dalam, berusaha menghilangkan ketakutannya. Dalam proses itu, ia menyadari bahwa percaya diri adalah langkah pertama menuju ekspresi diri. Saat senja merona, ia menemukan keindahan dalam dirinya yang selama ini terpendam.


Setelah beberapa sesi foto, Rina mulai merasa lebih nyaman. Setiap senja bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang pertumbuhan pribadi. Ia mulai menjadikan waktu senja sebagai ritual untuk refleksi diri, mencari tahu apa yang ia inginkan dalam hidup.



Rina mulai aktif menulis puisi tentang pengalaman yang ia dapatkan. Melalui tulisannya, ia merasa bisa berbagi inspirasi dan kekuatan kepada orang lain.


Suatu hari, saat mereka berada di puncak gedung dengan pemandangan luas, Rina dan Dika berbincang lebih dalam tentang mimpi mereka. Rina berkata, "Aku ingin menjadi penulis yang menginspirasi banyak orang."


Dika mengangguk. "Dan aku ingin menjadi fotografer yang menangkap cerita di balik gambar." Keduanya merasa terhubung dalam ambisi mereka, mendorong satu sama lain untuk mencapai tujuan.


Saat bulan berganti, Rina merasakan perubahan dalam hidupnya. Namun, tantangan baru muncul saat tugas kuliah semakin menumpuk. Ia merasa tertekan dan mulai meragukan kemampuan diri.


Dika, yang menyadari perubahan pada Rina, mengajaknya untuk pergi ke tempat favorit mereka. "Kita butuh waktu untuk mengingat kembali mengapa kita mencintai senja," katanya. Momen itu menjadi titik balik, membangkitkan semangat Rina yang sempat meredup.


Di tengah kesibukan, Rina memutuskan untuk membagikan pengalamannya dengan orang lain. Ia mulai mengadakan sesi berbagi di kampus, mengundang teman-temannya untuk berbagi cerita dan momen indah mereka. Rina ingin menciptakan ruang untuk saling mendukung dan menginspirasi.


Kegiatan ini mendapat sambutan hangat. Mahasiswa lainnya mulai menceritakan pengalaman mereka, menciptakan komunitas yang saling menguatkan. Rina merasa terharu melihat dampak positif dari inisiatif kecilnya.


Di saat-saat terakhir matahari terbenam, Rina berdiri di bangku taman yang sama, mengenang semua yang telah ia lalui. Dika mendekatinya dengan senyum, "Kau tahu, senja ini akan selalu menjadi bagian dari kisah kita."


Rina menatap langit yang bergradasi, merasa bersyukur untuk semua momen yang telah membentuk dirinya. Ia menyadari bahwa keindahan tidak hanya datang dari alam, tetapi juga dari hubungan yang ia bangun dan pengalaman yang ia jalani.


Dalam setiap hiruk pikuk kota, Rina menemukan keindahan dan kekuatan dalam diri sendiri. Ia tahu bahwa meskipun tantangan selalu ada, senja akan selalu mengajarkannya untuk melihat keindahan, membuka mata dan hati, serta terus bermimpi. Kini, Rina melangkah dengan percaya diri, siap menyongsong masa depan dengan semangat yang tak pernah pudar.


total kata : 7.000 kata

Komentar